22 September 2014

Sprinter, Danielle Bradshaw

Danielle Brasdshaw
Di tahun 2010, Danielle Bradshaw memutuskan untuk mengamputasi kaki kanannya karena ia terlahir dalam keadaan yang membuat kakinya itu tak berguna. Ia pun kemudian memakai kaki prostetik sehingga tak bergantung pada kursi roda dan menekuni olahraga lari cepat.

Bradshaw, gadis asal Tameside, Greater Manchester, Inggris ini lahir dengan 'developmental dysplasia' pada pinggul dan lutut kanannya. Itu artinya pinggulnya sering terkilir dan kaki kanannya tidaklah stabil.

Ketika usianya baru dua bulan, tim dokter memotong tendon di kaki kanannya lewat operasi yang berlangsung lebih dari 12 jam. Akan tetapi semenjak saat itu, Bradshaw jadi sangat bergantung pada kursi roda dan kruknya.

Hingga akhirnya di usia 11 tahun, Bradshaw mengejutkan teman-teman dan keluarganya dengan meminta dokter untuk mengamputasi kaki kanannya. Hal ini ia lakukan karena ia ingin menjadi seorang pelari cepat. "Ia selalu tertarik pada berbagai jenis olahraga dan aktif bergerak. Ia hanya ingin bisa keluar dari kursi rodanya dan berlari, seperti yang lain," tandas sang ayah, Darren Quigley.

Operasi pun dilaksanakan di Sheffield Children's Hospital pada bulan September 2010. Dan ia pun dipasangi kaki prostetik. Sejak saat itu ia aktif mengikuti berbagai kejuaraan lari, terutama untuk lari cepat 100 meter di penjuru negeri. Bradshaw juga tercatat memenangkan berbagai medali, di antaranya medali emas dan perak di ajang England Athletic Championships.

Namun sejak aktif mengikuti berbagai kejuaraan lari dan banyak berlatih, kaki kiri gadis berumur 15 tahun tersebut mulai sering keseleo. Apalagi setelah diperiksa, kaki kiri Bradshaw mengalami kerusakan tendon yang parah sehingga memperlambat pergerakannya.

Kepada keluarganya, Bradshaw pun mengutarakan bahwa ia ingin kaki kirinya juga diamputasi sehingga ia dapat berlari dengan dua kaki prostetik dan berkompetisi di Paralympics atau ajang olimpiade untuk orang-orang difabel.

"Kami kira kondisi kaki kirinya cukup bagus, namun ternyata dua tahun belakangan kaki kiri ini justru membebani (Bradshaw). Ia jadi harus minum obat setiap hari, memakai alat penopang (braces) di pergelangan kaki dan lututnya. Lututnya pun dipasangi plat. Tapi kesemua itu justru membuatnya makin lambat berlari," kata Quigley seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (19/9/2014).

'Proposal' amputasi untuk kaki kirinya itu pun sudah diajukan Bradshaw ke tim dokter yang mengatasi amputasi kakinya terdahulu. Sembari mempersiapkan diri untuk mengikuti Rio Paralympic Games di tahun 2016, Bradshaw dan keluarganya berharap tim dokter menyetujui permintaan tersebut dan memutuskan untuk melakukan tindakan amputasi pada Bradshaw pada bulan November tahun ini.

"Kaki prostetik ini membuat hidup saya jauh lebih baik. Saya jadi bisa mencoba berbagai jenis olahraga dan aktivitas lain yang tak pernah bisa saya lakukan sebelumnya. Bila saya diperbolehkan amputasi lagi, saya akan mampu melakukan apapun yang orang lain bisa lakukan," tutupnya.

(lil / fta)