2 Januari 2015

Kisah pilu Susana Susani kembang desa yang kini lumpuh

Susana & Susanti
Tak ada yang tahu bagaimana kehidupan seseorang ke depannya. Ada seseorang yang kini dirundung kebahagiaan, beberapa tahun kemudian hidupnya akan berubah drastis menjadi penuh penderitaan. Itulah yang namanya takdir. Suratan Tuhan untuk manusia sampai akhir hidur mereka.

Takdir pula yang sepertinya tidak bisa dihindari oleh Susana dan Susani. Wanita kembar sekaligus ibu muda berusia 29 tahun ini mungkin tak akan pernah menyangka jika kehidupan mereka bakal berakhir menjadi lumpuh layu. Ya, perempuan kembar asal desa Sriwungu, kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah ini mengalami penyakit langka yang menyedihkan.

Karena penyakitnya itu, si kembar tak bisa lagi melakukan berbagai hal. Si kembar juga harus rela ditinggal suami mereka masing-masing. Seperti apa kisah pilu yang dialami si kembar yang konon dulunya adalah kembang desa Sriwungu ini? Dilansir Merdeka, mari kita sama-sama bersimpati.

1. Susana-Susani lumpuh setelah melahirkan

Saudara kembar Susana dan Susani kini hanya bisa berbaring di tempat tidur beralas kasur lantai di rumah orangtuanya Desa Sriwungu Kecamatan Tlogomulyo Temanggung, Jawa Tengah. Sejak 7 tahun lalu, kedua saudara kembar berusia 29 tahun ini terkena penyakit langka yang membuatnya lumpuh layu.

Menurut Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo, awalnya penyakit lumpuh layu itu menghampiri Susani pada tahun 2007. Saat itu, tidak lama dari melahirkan anak pertama, tangan dan dan kaki Susani tidak-tiba tidak bisa digerakkan.

"Awalnya itu yang kena Susani. Tidak lama melahirkan kalau tidak salah itu. Awalnya tangan dan kaki tidak bisa digerakkan, terus ternyata sampai sekarang," ujar Widodo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).

Kira-kira setahun setelah Susani, sang saudara kembar Susana ternyata juga mengalami hal yang sama. Susana juga mengalami lumpuh dan seluruh anggota badannya tidak bisa digerakkan.

2. Lumpuh, Susana-Susani ditinggalkan suaminya

Nasib nahas yang menimpa Susana dan saudari kembarnya Susani ternyata tidak hanya sekadar fisik. Psikis mereka pun sedang akibat karena sedih yang mendalam.

Saat sedang dalam kondisi tidak berdaya karena lumpuh layu, baik Susana maupun Susani ternyata diterlantarkan oleh suami-suaminya. Suami Susana dan Susani memilih meninggalkan istrinya karena mereka dianggap sudah tidak berguna lagi.

"Yang lebih tragis lagi mereka itu ditinggalkan oleh suami-suaminya. Suami pergi meninggalkan Susani dan Susani setelah keduanya lumpuh total," ujar Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).

Menurut Camat Widodo, suami Susani dan Susani juga orang Temanggung hanya beda kecamatan. Namun keduanya memilih meninggalkan istrinya setelah mereka menderita lumpuh menahun yang tak kunjung sembuh itu.

"Tekanan batin itu juga mungkin yang membuat kondisi keduanya semakin rapuh. Sungguh sangat kasihan, tetapi kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Widodo.

3. Dua kembar bersaudara ini dirawat orangtuanya

Pak Sadirin dan Sri Rejeki sendiri tergolong keluarga yang tidak mampu. Meski begitu, mereka dengan telaten mengurusi kedua putri kembarnya yang hanya bisa terbaring lemah di atas kasur lantai berbalut selimut jarik. Sedangkan suami Susana dan Susani memilih meninggalkan istrinya yang tak berdaya.

"Mereka itu hidup pas-pasan, sangat kasian sekali. sekarang keduanya dirawat oleh orangtuanya, Pak Sadirin dan Sri Rejeki. Kedua orangtuanya ini yang selama 7 tahun ini merawat kedua putri kembarnya itu," ujar Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo.

"Makan saja mereka harus disuapin, karena mengangkat tangan saja sulit," terang Widodo.

Susana dan Susani sudah memiliki anak yang saat ini sudah masuk usia sekolah. Anak Susani dan Susana sekarang ini juga di rawat oleh kakek dan nenek mereka.

"Jadi Pak Sadirin dan Sri Rejeki itu merawat dua putri kembarnya (Susana dan Susani) sekaligus merawat dua cucunya dari Susani dan Susana. padahal Pak Sadirin dan Sri Rejeki bukan tergolong orang mampu di desa," ujarnya.

4. Susana-Susani kena penyakit genetik yang langka

Selama ini pihak puskesmas setempat sudah berusaha memberikan bantuan pengobatan. Namun penyakit yang diderita kedua saudara kembar ini termasuk langka dan sulit.

"Katanya itu penyakit langka dan genetik. Makanya sulit obatnya dan langka memangnya penyakitnya," terang Widodo.

Keluarga ini pun sangat membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Terlebih saat ini anak dari Susana dan Susani juga hidup bersama kakek dan neneknya, Pak Sadirin dan Sri Rejeki.

"Ya semoga ada dermawan yang bisa membantu mereka berdua agar bisa kembali pulih dari sakitnya. kasian betul mereka berdua dan keluarga," ujarnya.

Setiap pagi, Pak Sadirin dan istrinya Sri Rejeki juga selalu menggendong Susana dan Susani ke luar rumah. Hal ini dilakukan agar keduanya mendapat sinar matahari pagi.

"Katanya harus sering kena sinar matahari pagi, nah makanya setiap pagi Susana dan Susani digendong bapak dan ibunya ke luar rumah untuk dijemur," ujarnya.

5. Susana dan Susani dulunya adalah kembang desa

Susana dan Susani kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di sebuah kamar berlantai ubin kasar dengan alas kasur lantai tipis. Selimut jarik selalu menjadi teman mereka berdua menemani dinginnya udara di esa Sriwungu Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah, rumah kedua orangtuanya.

Susana dan Susani kini berusia 29 tahun. Keduanya sudah memiliki buah hati, maing-masing seorang putra. Kedua saudara kembar ini hanya bisa berbaring tak berdaya setelah penyakit langka membuah keduanya lumpuh layu sejak tahun 2007 lalu.

Tragisnya lagi, suami dan Susana dan Susanti juga kompak meninggalkan istrinya karena lumpuh itu. Kedua putri kembar pasangan Pak Sadirin dan Sri Rejeki itu pun hanya bisa pasrah setelah semua yang dimiliki lenyap termasuk sang suami.

Menurut Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo, semasa muda, Susana dan Susani adalah kembang desa. Banyak pria yang tergila-gila dengan keduanya.

"Dulu mereka itu cantik sekali mas, tetapi namanya nasib, sekarang suaminya malah pergi meninggalkan. kasian sekali nasibnya," ujar Widodo Budi Wibowo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).

Menurut Widodo, suami Susana dan Susani memiliki alasan yang sama meninggalkan istrinya. Kelumpuhan menjadi sebab para suami itu meninggalkan istri dan anaknya.

"Anak Suasana dan Susani kini yang tinggal di Pak Sadirin dan Bu Sri Rejeki itu. Mereka tinggal di situ semua setelah suaminya meninggalkan mereka," terangnya.

sumber : merdeka.com