28 Desember 2014

Peranan pemerintah terhadap kaum disabel

Mentri Sosial Khofifah bersama pengrajin sablon disabel

Kementerian Sosial tengah menyiapkan skema pelatihan kewirausahaan untuk kaum difabel atau orang dengan kebutuhan khusus. Pelatihan kewirausahaan bakal dilakukan di panti sosial, selter dan dinas sosial di seluruh Indonesia. “Mereka disiapkan agar mandiri dan produktif,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai kuliah umum di Universitas Brawijaya Malang, Kamis, 4 Desember 2014. 

Menurut Khofifah pelatihan tersebut bertujuan agar setelah mendapat pelatihan, mereka bisa bekerja secara mandiri bahkan bisa mempekerjakan orang lain. Seluruh unit pelaksana teknis panti sosial, kata dia, sedang menyiapkan pola pelatihan tersebut. Selain itu, para penyandang difabel juga mendapat kesempatan menjadi pegawai negeri sipil. 

Kaum difabel yang diberi peluang menjadi pegawai negeri sebanyak 300. Rinciannya 200 di Kemeterian Sosial dan 100 orang di lembaga lain. Bidang pekerjaan yang disediakan, ujar Khofifah, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Selain itu, pemerintah juga memberikan pelayanan khusus kepada para penyandang difabel termasuk penggunaan fasilitas umum, fasilitas khusus dan pendidikan inklusif yang berbeda dengan orang normal. Untuk itu, Kementerian Sosial sedang melakukan validasi data difabel di Indonesia.

Validasi data ini mengerahkan seluruh petugas Dinas Sosial mulai di Pemerintah Kota/Kabupaten hingga Pemerintah Provinsi. Tujuannya agar data yang didapat benar-benar akuntabel sesuai dengan nama dan alamat masing-masing. “Proses pendataan juga melibatkan mahasiswa agar validitasnya dapat dipertanggungjawabkan,” kata Menteri Khofifah.

Universitas Brawijaya Malang sendiri menerima 20 mahasiswa berkebutuhan khusus. Mereka tersebar di Fakultas Ilmu Budaya, Bahasa dan Sastra, Ekonomi, Hubungan Internasional, Teknologi Informasi dan Fakultas Ilmu Administrasi.

Para dosen menyajikan bahan mata kuliah yang ramah bagi disabilitas. “Perkuliahan disajikan berbasis elektronik, bahan kuliah audio untuk penderita tuna netra dan visual untuk mahasiswa tuna rungu,” kata Rektor Universitas Brawijaya Muhammad Bisri.

sumber : harianaceh.co.id