20 Januari 2015

Tarjono Slamet, difabel pengrajin mainan yang mendunia


Keterbatasan diri kita tidak perlu dijadikan penghalang untuk memajukan diri kita pribadi atau orang lain. Keterbatasan atau kekurangan dalam diri kita disisi lain dapat menjadi pelecut tersendiri untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi. Itulah sekelumit kisah inspirasi yang akan kita dapat dari Sosok Inspiratif, Bapak Tarjono Slamet. Tarjono Slamet adalah salah seorang finalis Danamon Award 2010. Dengan keterbatasan berupa cacat tubuh yaitu kehilangan kaki dan syaraf tangannya mati. 

Menjadi difabel (orang dengan cacat fisik) ternyata tidak menyurutkan Semangat Tarjono untuk Bisa hidup dan berusaha layaknya orang yang sempurna. Tahun 1990 Tarjono harus merelakan kakinya untuk diamputasi dan kehilangan fungsi jari-jari tangannya karena kerusakan syaraf. Kemalangan itu terjadi saat Ia dan dua rekan kerjanya tersengat listrik tegangan tinggi saat menjalakan tugas.

Tarjono tidak serta merta dapat menjalani kehidupan secara normal. Diakuinya Ia sempat trauma dan butuh waktu untuk bangkit dari keterpurukan. Bahkan tarjono sempat menjalani sejumlah pelatihan fund rising dan kursus untuk orang cacat di Selandia Baru, Australia dan Belanda.


Kegigihan Tarjono untuk mengalahkan kekurangan dirinya sendiri diwujudkannya melalui usaha membuat mainan anak. Keterbatasanya tidak membuat Tarjono minder, sebaliknya Ia mampu membuahkan karya-karya unik melalui Mandiri Craft di Bantul. Aneka mainan kreatif untuk anak dihasilkan Tarjono yang semula hanya  merekrut 25 orang penyandang cacat sebagai karyawan.

Ditengah semangat Tarjono untuk bisa mengembangkan usaha Mandiri Craft yang didirikannya cobaan kembali datang. Gempa bumi di Yogyakarta yang terjadi tahun 2006 sempat menghancurkan seluruh peralatan produksinya, bahkan satu container produk siap ekspor musnah.

Semangat Bisa yang ada dalam diri Tarjono tidak menyurutkan usahanya mempertahankan bisnis yang dijalankan. Terlebih dari itu Ia tak ingin berhenti untuk membantu sesama penyandang cacat dengan pemberdayaan. Dukungan hibah dari masyarakat Jepang dan Negara lainnya pada tahun 2007 digunakan Tarjono untuk merintis kembali produksi mainan kreatifnya. Sejak saat itulah Yayasan Penyandang Cacat Mandiri (YPCM) mengantikan CV. Mandiri Craft.

Produk-produk Tarjono kini terus merambah pasar ekspor mainan di Mancanegara. Sebuah Semangat Bisa dengan membanggakan karena produk Indonesia melampaui spesifikasi internasional. Selain itu Semangat Bisa yang dijalankan Tarjono ternyata mampu memberdayakan mereka yang berkekurangan fisik. Lebih dari 50 orang karyawan kini dipekerjakan YPCM dengan penghasilan diatas rata-rata Upah Minimum Provinsi.

Sumber : tanpa-batas.com

7 Januari 2015

Putu Suryati pendiri Yayasan Senang Hati

Putu Suryati

Polio yang diderita sedari kecil membuat Ni Putu Suryati sering merasa tak diterima oleh lingkungannya. Belum lagi anggapan di sebagian masyarakat Bali bahwa disabilitas atau mereka penyandang cacat dianggap sebagai karma buruk akibat perbuatan leluhur mereka di masa lalu. Namun keterbatasan fisik dan anggapan buruk tak membuatnya patah arang lantas menyerah dalam menjalani hidup dan berbagi kasih terhadap sesama.

Dengan segenap keyakinan bahwa disabilitas itu seperti manusia normal kebanyakan. Ni Putu Suryati tergerak memberanikan diri mendirikan sebuah yayasan untuk menampung mereka yang berkebutuhan khusus. Dia memberi nama yayasannya adalah Senang Hati.

Yayasan Senang Hati ini membuat program untuk mengembangkan kepercayaan diri, fisik dan kemerdekaan ekonomi. Senang Hati melakukannya melalui bantuan sukarelawan, dengan menyediakan pelatihan kemampuan, interaksi sosial dan juga kursi roda serta rumah untuk anak-anak cacat.

Yayasan Senang Hati

Putu mengatakan pemilihan kata Senang Hati di belakang kata yayasan digunakannya karena dia punya alasan sendiri. “Kami kan para penyandang cacat dan merasa jadi beban keluarga dan masyarakat, kami merasa diri kami tidak ada artinya, dengan membuka Yayasan Senang  hati kami ingin para penyandang cacat hatinya menjadi senang dan merasa berguna bagi keluarga dan masyarakat. Siapa pun yang bergabung disini hatinya semuanya pada senang” tuturnya.

Nah, untuk membuat “senang hati” para penyandang disabilitas, di yayasan ini banyak diadakan berbagai kegiatan positif. Disini, kata Putu, punya empat program dimana ada panti yang bisa menempati 20 orang difabel, ada pula kesehatan yang setiap seminggu sekali dilakuka fisioterapi, aquaterapi, dan yang lainnya. “Kalau perlu kursi roda, disini pun disediakan kursi roda bagi yang membutuhkan” kata Putu.

Tak ketinggalan, ada pendidikannya juga dimana  yayasan ini bekerja sama dengan dinas pendidikan. “Bagi yang tidak bisa membaca dan menulis, Mereka mengajar temen-temannya. Belajar komputer, mereka mengejar teman-teman yang didalamnya” imbuh Putu

Selain itu, di yayasan ini juga membuka restoran dan bekerja sama dengan travel. Di restoran tersebut para penyandang cacat dapat melayani tamu, dapat memasak dan yang lainnya.  Para penyandang disabilitas disini juga berkarya membuat sesuatu seperti kerajinan tangan keranjang, kalung, dan anting-anting.  “Karya-karyanya ini sudah di pasarkan secara rutin ke berbagai belahan dunia, yaitu ke Australia dan Italia dan omsetnya cukup lumayan untuk membiayai yayasan kami,” katanya.

Akan halnya sebagai sebuah yayasan independen, Putu mengatakan kendala utama yang saat ini dihadapinya adalah soal dana. Pasalnya, karena yayasan ini belum banyak diketahui, dan donasi yang diterimanya juga terbatas. Kendati begitu Putu sebagai pengurus tidak pernah berhenti membuat penyadaran kepada masyrakat. Baginya, para penyandang cacat bukan beban dan dapat menghasilkan jika diberikan kesempatan untuk berkarya. “ Ya, walaupun tidak ada donator tetap, yayasan ini dapat bertahan karena ada usaha yang kami buat dan niat tulus yang kami lakukan” pungkas Putu.

@hitam_putihT7 eps 6 Jan 2015

5 Januari 2015

Tongkatku tak lagi kayu

Toing

Aku kecelakaan dan membuatku harus merelakan sebelah kakiku di amputasi..

Harapanku hilang seiring kakikiriku pun hilang..

Tapi kemudian aku sadar, hidupku tidak berhenti pada suatu kecelakaan..

Aku mulai mencari pengganti kakiku agar aku dapat Kembali Berjalan..

Aku temukan sebuah kayu, aku menjadikannya sebuah tongkat sebagai pengganti kakiku yang aku gunakan untuk mengejar mereka yang terus berjalan bahkan berlari..

Aku memang tidak dapat mendahului mereka, tapi aku yakin mereka tidak dapat meninggalkanku..


Aku kini memulai hidupku dari awal "Menjadi seniman jalanan"..

Aku berjalan dari rumah ke rumah menjual suara dan petikan gitar..

Mereka semua menghargaiku, dan aku yakin itu bukan karena belas kasihan, melainkan karena mereka melihat semangat dan keiklasanku menjalani hidup..

Dengan penghargaan dari mereka, Aku dapat membeli sepasang tongkat..

Dan kini..

Tongkatku tak lagi kayu..

Dan kini..

Aku ingin Kembali Berjalan menjemput impian baru yang sederhana yaitu hidup berdiri sendiri diatas sebelah kaki..


"sebuah tulisan yg terinspirasi dari Toing, seniman jalanan yg saya temui di depan rumah"..

2 Januari 2015

Harapan Baru "2015"


Tahun baru tiba, pasti banyak pengharapan yang diiningkan. Gak ada salahnya kita berharap di pergantiaan tahun baru ini. Kenapa gw bilang gak ada salahnya ? karena yang gw denger, mungkin lo juga pernah denger, bahwa di pergantian tahun baru Masehi ini ada sebagian yang mengatakan kita gak boleh merayakannya.  Kalo itu sudah menyangkut keyakinan, gw setuju. Tapi bukan berarti kita gak boleh berharap kan ?

Menurut saya pergantian tahun itu sama seperti pergantian pergantian lainnya. Dimana kita mengiklaskan sesuatu pergi dengan mengharapkan sesuatu yang baru datang.

Setiap orang berbeda beda cerita perjalanan hidupnya, sehingga pasti berbeda pula pengharapannya, yang kemungkinan inti dari pengharapannya adalah mencapai kebahagiaan. Tapi yang harus diyakini adalah percayalah bahwa Setiap orang mempunyai tingkat kebahagian masing masing. Kita gak bisa nuntut Tuhan untuk memberikan kebahagiaan yang sama. Tuhan lebih tau apa kebahagian mahkluknya.

Sering orang mengatakan rumput tetangga itu lebih hijau. Pepatah itu mungkin akan berlaku untuk orang yang gak percaya bahwa setiap orang mempunyai kebahagiaan masing-masing. Dan kadang saya suka berfikir lebih tentang rumput, tidak hanya sebatas pepatah.  Kenapa rumput mau menjadi rumput ? sepanjang hidupnya hanya ditempat yang sama, kadang diinjak-injak, bergerak hanya sebatas bantuan angin, bahkan sering menjadi tempat buang air nya hewan. Kenapa rumput gak protes kepada Tuhan ? “wahai Tuhan kenapa Engkau menjadikan aku rumput ? jika mememang Engkau ingin aku menjadi tumbuhan , kenapa Engkau tidak menjadikanku mawar yang indah”.

Sampai saya tulis ini, saya belum dapet jawaban pastinya, tapi yang sedikit bisa saya tangkap pemahamannya bersumber dari Tafsir Al Quran “Surga surga Jannaat maknanya adalah Al Basaatiin (kebun-kebun , taman-taman) yang mengalir sungai sungai didalam Surga, yakni mengalir dibawah pepohonan dan rumah rumah tinggal didalamnya.. Kalo kita kaitkan, bukankah rumput rumput itu hidup dikebun-kebun, taman-taman, disekitar pepohonan, bahkan di halaman rumah. Rumput yang hidupnya hanya seperti itu saja bisa masuk Surga, kenapa ? karena dia gak pernah menuntut Tuhannya untuk mendapatkan kebahagian lebih.

Kebanyakan pengharapan dari manusia adalah dunia tanpa berharap banyak tentang kehidupan selanjutnya. Dan mungkin karena itu, manusia sering menuntut Tuhannya untuk mewujudkan semua pengharapannya di dunia tanpa memahami bahwa pergantian tahun mengartikan pengurangan hidup bumi yang semakin renta, umur kita yang semakin tua dan mengingatkan kita bahwa pergantian tahun adalah dimana kita mengiklaskan sesuatu pergi dengan mengharapkan sesuatu yang baru datang.

(Puja)

Kisah pilu Susana Susani kembang desa yang kini lumpuh

Susana & Susanti
Tak ada yang tahu bagaimana kehidupan seseorang ke depannya. Ada seseorang yang kini dirundung kebahagiaan, beberapa tahun kemudian hidupnya akan berubah drastis menjadi penuh penderitaan. Itulah yang namanya takdir. Suratan Tuhan untuk manusia sampai akhir hidur mereka.

Takdir pula yang sepertinya tidak bisa dihindari oleh Susana dan Susani. Wanita kembar sekaligus ibu muda berusia 29 tahun ini mungkin tak akan pernah menyangka jika kehidupan mereka bakal berakhir menjadi lumpuh layu. Ya, perempuan kembar asal desa Sriwungu, kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah ini mengalami penyakit langka yang menyedihkan.

Karena penyakitnya itu, si kembar tak bisa lagi melakukan berbagai hal. Si kembar juga harus rela ditinggal suami mereka masing-masing. Seperti apa kisah pilu yang dialami si kembar yang konon dulunya adalah kembang desa Sriwungu ini? Dilansir Merdeka, mari kita sama-sama bersimpati.

1. Susana-Susani lumpuh setelah melahirkan

Saudara kembar Susana dan Susani kini hanya bisa berbaring di tempat tidur beralas kasur lantai di rumah orangtuanya Desa Sriwungu Kecamatan Tlogomulyo Temanggung, Jawa Tengah. Sejak 7 tahun lalu, kedua saudara kembar berusia 29 tahun ini terkena penyakit langka yang membuatnya lumpuh layu.

Menurut Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo, awalnya penyakit lumpuh layu itu menghampiri Susani pada tahun 2007. Saat itu, tidak lama dari melahirkan anak pertama, tangan dan dan kaki Susani tidak-tiba tidak bisa digerakkan.

"Awalnya itu yang kena Susani. Tidak lama melahirkan kalau tidak salah itu. Awalnya tangan dan kaki tidak bisa digerakkan, terus ternyata sampai sekarang," ujar Widodo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).

Kira-kira setahun setelah Susani, sang saudara kembar Susana ternyata juga mengalami hal yang sama. Susana juga mengalami lumpuh dan seluruh anggota badannya tidak bisa digerakkan.

2. Lumpuh, Susana-Susani ditinggalkan suaminya

Nasib nahas yang menimpa Susana dan saudari kembarnya Susani ternyata tidak hanya sekadar fisik. Psikis mereka pun sedang akibat karena sedih yang mendalam.

Saat sedang dalam kondisi tidak berdaya karena lumpuh layu, baik Susana maupun Susani ternyata diterlantarkan oleh suami-suaminya. Suami Susana dan Susani memilih meninggalkan istrinya karena mereka dianggap sudah tidak berguna lagi.

"Yang lebih tragis lagi mereka itu ditinggalkan oleh suami-suaminya. Suami pergi meninggalkan Susani dan Susani setelah keduanya lumpuh total," ujar Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).

Menurut Camat Widodo, suami Susani dan Susani juga orang Temanggung hanya beda kecamatan. Namun keduanya memilih meninggalkan istrinya setelah mereka menderita lumpuh menahun yang tak kunjung sembuh itu.

"Tekanan batin itu juga mungkin yang membuat kondisi keduanya semakin rapuh. Sungguh sangat kasihan, tetapi kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Widodo.

3. Dua kembar bersaudara ini dirawat orangtuanya

Pak Sadirin dan Sri Rejeki sendiri tergolong keluarga yang tidak mampu. Meski begitu, mereka dengan telaten mengurusi kedua putri kembarnya yang hanya bisa terbaring lemah di atas kasur lantai berbalut selimut jarik. Sedangkan suami Susana dan Susani memilih meninggalkan istrinya yang tak berdaya.

"Mereka itu hidup pas-pasan, sangat kasian sekali. sekarang keduanya dirawat oleh orangtuanya, Pak Sadirin dan Sri Rejeki. Kedua orangtuanya ini yang selama 7 tahun ini merawat kedua putri kembarnya itu," ujar Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo.

"Makan saja mereka harus disuapin, karena mengangkat tangan saja sulit," terang Widodo.

Susana dan Susani sudah memiliki anak yang saat ini sudah masuk usia sekolah. Anak Susani dan Susana sekarang ini juga di rawat oleh kakek dan nenek mereka.

"Jadi Pak Sadirin dan Sri Rejeki itu merawat dua putri kembarnya (Susana dan Susani) sekaligus merawat dua cucunya dari Susani dan Susana. padahal Pak Sadirin dan Sri Rejeki bukan tergolong orang mampu di desa," ujarnya.

4. Susana-Susani kena penyakit genetik yang langka

Selama ini pihak puskesmas setempat sudah berusaha memberikan bantuan pengobatan. Namun penyakit yang diderita kedua saudara kembar ini termasuk langka dan sulit.

"Katanya itu penyakit langka dan genetik. Makanya sulit obatnya dan langka memangnya penyakitnya," terang Widodo.

Keluarga ini pun sangat membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Terlebih saat ini anak dari Susana dan Susani juga hidup bersama kakek dan neneknya, Pak Sadirin dan Sri Rejeki.

"Ya semoga ada dermawan yang bisa membantu mereka berdua agar bisa kembali pulih dari sakitnya. kasian betul mereka berdua dan keluarga," ujarnya.

Setiap pagi, Pak Sadirin dan istrinya Sri Rejeki juga selalu menggendong Susana dan Susani ke luar rumah. Hal ini dilakukan agar keduanya mendapat sinar matahari pagi.

"Katanya harus sering kena sinar matahari pagi, nah makanya setiap pagi Susana dan Susani digendong bapak dan ibunya ke luar rumah untuk dijemur," ujarnya.

5. Susana dan Susani dulunya adalah kembang desa

Susana dan Susani kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di sebuah kamar berlantai ubin kasar dengan alas kasur lantai tipis. Selimut jarik selalu menjadi teman mereka berdua menemani dinginnya udara di esa Sriwungu Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah, rumah kedua orangtuanya.

Susana dan Susani kini berusia 29 tahun. Keduanya sudah memiliki buah hati, maing-masing seorang putra. Kedua saudara kembar ini hanya bisa berbaring tak berdaya setelah penyakit langka membuah keduanya lumpuh layu sejak tahun 2007 lalu.

Tragisnya lagi, suami dan Susana dan Susanti juga kompak meninggalkan istrinya karena lumpuh itu. Kedua putri kembar pasangan Pak Sadirin dan Sri Rejeki itu pun hanya bisa pasrah setelah semua yang dimiliki lenyap termasuk sang suami.

Menurut Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo, semasa muda, Susana dan Susani adalah kembang desa. Banyak pria yang tergila-gila dengan keduanya.

"Dulu mereka itu cantik sekali mas, tetapi namanya nasib, sekarang suaminya malah pergi meninggalkan. kasian sekali nasibnya," ujar Widodo Budi Wibowo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).

Menurut Widodo, suami Susana dan Susani memiliki alasan yang sama meninggalkan istrinya. Kelumpuhan menjadi sebab para suami itu meninggalkan istri dan anaknya.

"Anak Suasana dan Susani kini yang tinggal di Pak Sadirin dan Bu Sri Rejeki itu. Mereka tinggal di situ semua setelah suaminya meninggalkan mereka," terangnya.

sumber : merdeka.com