![]() |
Sri Lestari saat memulai perjalanannya |
Sri, 39 tahun, asal Wonosobo, Jawa Tengah, mengalami kecelakaan lalu-lintas saat sedang mengendarai sepeda motornya 16 tahun lalu. Kecelakaan itu sangat parah hingga ia dinyatakan lumpuh dari dada ke bawah ketika usianya masih 23 tahun. Dokter menyebutkan ia akan lumpuh sepanjang hidupnya. Orangtuanya kemudian mencoba mencari pengobatan alternatif, termasuk mengikuti kepercayaan yang menyarankan agar membiarkan Sri hidup di hutan. Namun setelah delapan bulan tak berhasil, orangtuanya membawa Sri pulang. Sejak itu ia tinggal di rumah tanpa kegiatan. Kadang-kadang membuat bordir. Namun secara umum, katanya, hidupnya membosankan. Ia terus berada di atas kursi roda di dalam atau sekitar rumah. Ia merasa tersiksa karena tidak produktif.
Segalanya berubah sejak ia memodifikasi sepeda motor. Sepeda motor itu dibuat sedemikian rupa hingga bisa ia kendarai sendiri tanpa bantuan orang lain. Caranya dengan menambahkan gerobak di sisi kirinya untuk kursi rodanya sehingga ia naik sepeda motor dan mengendarainya sambil tetap duduk di kursi roda.
Setelah itu ia bisa pergi ke mana-mana tanpa bantuan. Bahkan ia sudah mewujudkan mimpinya untuk menjelajahi Jakarta-Bali sepanjang 1.212 km di atas sepeda motor hasil modifikasinya.
Karena mobilisasinya meningkat ia kemudian bisa mendapat pekerjaan sebagai pekerja sosial di United Cerebral Palsy, Wheels for Humanity, sejak tahun 2009. “Saya mengunjungi orang-orang difabel yang hanya tinggal di rumah,” katanya. “Mereka kaget melihat saya bisa hidup mandiri, bisa pergi ke mana-mana sendiri dan mendapatkan pekerjaan seperti layaknya orang normal,” katanya lebih lanjut. Itulah buah ketekunannya dan “pemberontakannya” pada keadaan agar ia bisa hidup mandiri.
tanpabatas.com
tanpabatas.com